Kisah Tatiek Kancaniati, Sosiopreneur & Inovator Tegal Waru

“Saat saya kebingungan mencari tanah untuk mendirikan BLK dan juga modal untuk membuat Baitul Maal wat Tamwil (BMT, red), ada seorang aghnia yang malah menyerahkan tanahnya. Padahal awalnya saya memang ingin sekali mendapatkan tanah itu. Beliau bilang bawa apa yang ia cita-citakan belum kesampaian, dan justru saya dianggap telah melakukan. Subhaanallah,” kisah Tatiek Kancaniati, Social Entrepreneur perintis Desa Wisata Bisnis Kampoeng Tegal Waru

melalui selengkapnya klik disini.

Tatiek Kancaniati, Wanita Dibalik Geliat Bisnis Tegal Waru

“Kalau menemukan masalah, jangan hanya mengerutkan dahi. Tapi jadikan setiap masalah sebagai peluang,” ujat Tatiek Kancaniati, Social Entrepreneur Kampung Wisata Tegal Waru, di depan mahasiswa yang memadati seminar Pemuda Produktif Penggerak Perekonomian Indonesia di aula FE Universitas Pancasila, Lenteng Agung, Jakarta, Rabu (5/6/2013).

Tatiek berbicara di depan mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Pancasila dalam rangka memotivasi mahasiswa supaya siap menghadapi tantangan era globalisasi dengan menjadi wirausaha.

Masalah yang dihadapi orang ketika akan memulai usaha, tidak tahu apa yang harus dilakukan. Karena itu ia memberikan tips kepada peserta seminar kewirausahaan KSM FE UP untuk mengawali dengan membuat pemetaan tentang minat masyarakat, kemudian temukan peluang untuk memulai bisnisnya.

Berkaca dari pengalamannya, memang tak mudah untuk memulai, namun lebih sulit lagi jika tak mencoba memulainya. Ketika ia memulai usaha, ia berani meninggalkan pekerjaannya.

Tatiek justru melihat dengan adanya perkembangan teknologi saat ini, setiap orang bisa memulai usaha yang mana pemasarannya bisa dilakukan secara online. Seperti halnya ia lakukan, dalam memasarkan produk yang dihasilkan Desa Tegal Waru, ia lakukan secara online, baik melalui media sosial maupun situs web tegalwarukreatif.com.

Tak hanya mendapat omset dari penjualan produk, Tatiek juga meraup rupiah dari tiket pengunjung yang datang ke Desa Wisata Bisnis Tegal Waru.

Desa, yang kebanyakan mati dari geliat bisnis, melalui tangan dingin Tatiek Kancaniati menjadi kian terasa hidup. Seperti dapat dilihat kini telah berdiri beberapa restoran dan rumah makan.

“Omset Desa Wisata Bisnis Tegal Waru saat ini per bulan mencapai Rp 2,2 Milyar dari penjualan produk,” kata Tatiek. Dari omset itu dia bisa mendapatkan fee hingga Rp 10juta per bulan. Disamping itu, ia juga mendapat tambahan penghasilan dari menjadi trainer di berbagai pelatihan. Ia mengaku, membayar trainer bagi pengunjung yang datang ke Tegal Waru, dari omset penjualan tiket.

Saat ini ia sedang merintis Balai Latihan Kerja (BLK) dan Baitul Maal wat Tamwil (BMT) untuk memerangi pengangguran serta praktik bank keliling dengan bunga tinggi atau rente yang masih marak. [gi/mhr]

melaluiberita.